Kurang lebih 12 tahun lalu, Desa Bubutan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah merupakan sebuah desa yang paling kotor di Kecamatan Purwodadi. Hal tersebut menjadikan rasa keprihatinan tersendiri bagi para tokoh desa itu, dengan tekad dan semangat pantang surut berusaha keras agar Desa Bubutan terlihat cantik dan bersih. Semua cara ditempuh, termasuk di dalamnya memberikan pengertian tentang bagaimana hidup sehat di lingkungan yang bersih mulai dari anak-anak kecil. Atau istilah kerennya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sejak kecil ditanamkan rasa tanggung jawab yang besar untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan. Ternyata itulah yang menjadi kunci sukse Desa Bubutan dalam menyulap ‘wajah desa’ yang semula kotor dan tampak kumuh, kini menjadi bersih dan cantik.
Hal tersebut diutarakan oleh Ketua BPD Bubutan, Atas S Danusubroto (60), kepada WB usai menerima penghargaan juara I tingkat nasional Anugerah Hijau kategori bersih lingkungan, Minggu (10/8) lalu. Bertempat di Pelataran Parkir Keong Mas Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. RW 01 Desa Bubutan selain mendapatkan award dari penyelenggara Sampoerna Hijau, juga menerima hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 30 juta. “Tidak ada istilah lelah mengingatkan pada warga agar tetap menjaga kebersihan lingkungan. Entah itu dipertemuan RT, arisan ibu-ibu maupun lewat jalur pendidikan. Di RW 01, menjaga kebersihan lingkungan merupakan bagian dari PAUD,” ujar Atas. “Maka jangan heran jika anak usia 3 tahun sudah dapat ikut menjaga kebersihan lingkungan dan memilah-milah sampah. Sekarang masyarakat sudah sadar, pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dimulai dari rumah kita sendiri dan sekitarnya. Sehingga menjaga kebersihan lingkungan sudah menjadi sebuah tradisi di Bubutan,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Desa Bubutan Ir. Agus Wahyono menerangkan, 12 tahun silam petani di desanya harus mndatangkan pupuk kandang dari luar desa. Kebutuhan akan pupuk itu bisa mencapai 60-100 ton setian tanam palawija di musim kemarau. Pupuk sebanyak itu untuk memupuk lahan seluas 35 hektar dari 70 hektar sawah yang ditanami palawija. Sebab di Desa Bubutan jarang diketemukan pupuk kandhang, jarang warga masyarakat Desa Bubutan yang memelihara sapi maupun kambing. Sekarang kebutuhan pupuk itu bisa berkurang, dari kompos hasil olahan para petani Desa Bubutan sendiri. “Sekarang di setiap rumah warga sudah tersedia 3 tempat sampah plastik. Masing-masing bertuliskan kertas, plastik dan kaca, gunanya untuk memilah-milah sampah yang berasal dari limbah rumah tangga. Selain memudahkan dalam membuang sampah, juga memudahkan kita untuk mengambil sampah yang sekiranya masih bisa didaur ulang untuk bahan kerajinan,” kandhane Agus. “Sedangkan untuk sampah daun dan sampah lainnya yang bisa membusuk, dibuatkan lubang tersendiri di tanah pekarangan rumah. Sampah tadi lantas dibuat sebagai pupuk kompos, di musim kemarau bisa dipergunakan untuk pupuk tanaman palawija di sawah. Paling tidak dapat mengurangi biaya produksi pembelian pupuk dari luar desa,” imbuhnya.
Ya dari perjuangan berat serta membiasakan menjaga kebersihan mulai dari diri sendiri, lingkungan rumah, lingkungan RT, lingkungan RW hingga sekarang sampai pada lingkungan tingkat desa, membawa RW 01 Desa Bubutan meraih penghargaan nasional. Menyingkirkan 52 RW se-Indonesia dari 30 kota di tataran tingkat nasional. Selain RW 01 Desa Bubutan yang meraih juara I (mewakili area DIJ selatan-red), ada juga RW 08 dan RW 09 Kelurahan Krobokan Semarang Barat menduduki juara II (mewakili area Semarang-red) serta RW 05 Kelurahan Samaan Kecamatan Klojen Kota Malang (mewakili area Malang-red) menduduki juara III.
Dalam kategori Hijau Lingkungan juara I RW 01 Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang, juara II RW 02 dan RW 06 Kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang serta juara III RW 07 Kelurahan Tegalsari Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Sedangkan kategori Taman Lingkungan, yang duduk sebagai juara I yaitu RW 02 Kelurahan Ngesrep Kecamatan Banyumanik Kota Semarang, RW 05 Kelurahan Sampangan Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang mendapatkan juara II dan RW 02 Kelurahan Cipedak Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan menjadi juara III. Penghargaan khusus untuk kepeloporan, juara I jatuh pada Ibu Wahyuningsih dari RW 05 Kelurahan Sampangan, juara II Ibu Ima dari RW 08 Sumber Taman Probolinggo dan juara III disabet oleh A Syarifuddin dari RW 01 Rong Tengah Sampang.
Sementara itu penghargaan khusus untuk kategori spirit warga juara I digondol RW 01 dan RW 02 Rong Tengah Sampang, RW 03 Sindurjan Purworejo mendapatkan peringkat II serta juara III disabet oleh RW 16 Cigugur Tengah Cimahi. Total jumlah penghargaan yang diserahkan dalam acara tersebut ada 15 award. Selain tanda penghargaan berupa tropi, bagi yang menang juga diberikan uang pembinaan sebesar Rp 30 juta untuk juara I, Rp 20 juta untuk juara II dan juara III menerima Rp 10 juta. Sedangkan kejuaraan kategori spirit warga hanya mendapatkan uang pembinaan masing-masing sebesar Rp 5 juta. (Eko Mulyanto)