Penebaran 5.000 Benih Ikan di Bendung Boro

Penebaran 5.000 Benih Ikan di Bendung Boro
Sebelum puncak kegiatan Hari Pers Nasional Kabupaten Purworejo Tahun 2009, berupa Tasyakuran dan Peresmian Pressroom, terlebih dahulu para kulitinta yang bekerja di wilayah Kabupaten Purworejo bersama Bupati Purworejo H Kelik Sumrahadi, SSos, MM menebarkan benih ikan Nila sebanyak 5.000 ekor di Bendung Boro, Sabtu (28/3).

Penanaman Pohon Langka di Gegermenjangan

Penanaman Pohon Langka di Gegermenjangan
Rangkaian kegiatan puncak Hari Pers Nasional Kabupaten Purworejo Tahun 2009, berupa penanaman 300 pohon langka di Kawasan Potensi Wisata Gegermenjangan, Sabtu (28/3).

Sabtu, 16 Agustus 2008

Paseban Bagelen Garap Seni Pesta Rakyat BRI

Sanggar Kesenian Paseban Bagelen kembali dipercaya untuk menggarap acara pentas seni Pesta Rakyat BRI Purworejo, (9-10/8) lalu. Kepercayaan tersebut tak luput dari berbagai prestasi tingkat daerah maupun nasional yang diraih oleh berbagai pihak dengan melibatkan garapan Sanggar Seni Paseban Bagelen selama ini.

Seperti baru-baru ini menghantarkan tim kesenian SMU Negeri 7 Purworejo menjadi juara dalam ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Demikian juga Sanggar Paseban Bagelen pimpinan Riyanto Purnomo juga telah menghantarkan tim SMP Negeri 17 Purworejo menjadi juara 1 se-eks Karesidenan Kedu dan juara 3 se-Jawa Tengah dalam Olimpiade Seni SMP se-Jawa Tengah Tahun 2008.


Dalam Pesta Rakyat BRI tersebut Sanggar Kesenian Paseban Bagelen, selain dipercaya menggarap acara pentas seninya, juga menurunkan kelompok musiknya untuk mengisi jingle opening-nya. Adapun beberapa kelompok kesenian tradisional khas Kabupaten Purworejo, yang turut digandheng untuk mengisi acara meliputi Dolalak Putri Puspasari (Desa Bugel, Kecamatan Bagelen), Kuda Kepang Krida Budaya (Desa Soko, Kecamatan Bagelen) dan Cekok Mondol (Desa Ngasinan, Kecamatan Bener).


Riyanto Purnomo kepada WB menuturkan, dalam waktu dekat ini pihaknya juga sedang dipercaya untuk menggarap koreografi beberapa kelompok kesenian tradisional dalam berbagai event. Baik yang bersifat lokal, maupun nasional. Nothing Imposible (tak ada yang tak mungkin), demikian motto peraih juara II Pemuda Pelopor tingkat Nasional tahun 2007 ini. (Eko Mulyanto)

Kesal Penanganan Berlarut-larut, Warga Segel Balai Desa

Lambatnya penanganan pencopotan Sekdes Wareng, Kecamatan Butuh, yang diduga melakukan tindak asusila menjadikan warga marah. Selang sehari usai melakukan aksi demo di balai desa setempat Rabu (23/7), masyarakat Desa Wareng menggeruduk Pendopo Rumah Dinas Bupati Purworejo, Kamis petang (24/7) lalu. Mereka diterima oleh Bupati Purworejo H Kelik Sumrahadi, S.Sos, MM. Tuntutan meraka sudah bulat, Bupati harus mencopot jabatan Sekdes Wareng dari tangan Basuki Pujo Raharjo secepatnya.

Namun karena pencopotan tersebut belum juga dilakukan, Warga Desa Wareng dengan menggunakan truk kembali mendatangi Kantor Kecamatan Butuh untuk kembali menyampaikan tuntutannya, Selasa (29/7). Kedatangan mereka ditemui oleh Camat Butuh Drs. Wahyu Jaka S. Pada kesempatan itu Wahyu Jaka S memberi keterangan bahwa kasus Sekdes Wareng masih diproses. “Saat ini kasusnya sedang ditangani oleh Bawasda, kami mohon warga untuk bersabar, percayakan penanganannya sesuai dengan prosedur yang ada,” kata Jaka.


Berdasarkan sumber informasi yang dapat dipercaya di Kantor Kecamatan Butuh, Sekdes Wareng Basuki Pujo Raharjo pada saat itu sedang berada di salah satu ruangan Kantor Kecamatan Butuh. Ia sedang menjalani pemeriksaan yang dilakukan oleh Bawasda Kabupaten Purworejo. Sementara itu seorang perempuan yang diduga kuat teman kencan Basuki, pada waktu yang sama juga tengah menjalani pemeriksaan oleh Bawasda. Pemeriksaan teman kencan Basuki dilakukan di Kantor Kecamatan Kutoarjo, mengingat sang perempuan tadi merupakan salah satu warga desa di wilayah Kecamatan Kutoarjo, Purworejo.


Mendengar jawaban tersebut, warga masyarakat Desa Wareng yang masih marah tanpa komando membubarkan diri. Namun untuk melampiaskan kekesalan, mereka sebelum pulang ke rumah masing-masing, melakukan penyegelan pintu balai desa setempat. Penyegelan itu dilakukan dengan menggunakan sebuah papan tulis bertuliskan “Sing Bukak Pintu Kancane Basuki.”


Warga mengaku tak ada yang memerintahkan penyegelan tersebut, hal itu dilakukan secara spontan. “Kasus asusila Basuki yang ke dua ini sudah tidak bisa ditolerir. Sebab dia pernah berjanji kepada warga tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Hal memalukan itu dilakukannya pada Juni 2007 lalu, parahnya dengan tetangganya sendiri,” teriak seorang warga.


Sementara itu beberapa pejabat di lingkungan Pemkab Purworejo yang ditemui WB enggan berkomentar masalah penyegelan kantor balai desa oleh warganya itu. (Eko Mulyanto)