Penebaran 5.000 Benih Ikan di Bendung Boro

Penebaran 5.000 Benih Ikan di Bendung Boro
Sebelum puncak kegiatan Hari Pers Nasional Kabupaten Purworejo Tahun 2009, berupa Tasyakuran dan Peresmian Pressroom, terlebih dahulu para kulitinta yang bekerja di wilayah Kabupaten Purworejo bersama Bupati Purworejo H Kelik Sumrahadi, SSos, MM menebarkan benih ikan Nila sebanyak 5.000 ekor di Bendung Boro, Sabtu (28/3).

Penanaman Pohon Langka di Gegermenjangan

Penanaman Pohon Langka di Gegermenjangan
Rangkaian kegiatan puncak Hari Pers Nasional Kabupaten Purworejo Tahun 2009, berupa penanaman 300 pohon langka di Kawasan Potensi Wisata Gegermenjangan, Sabtu (28/3).

Rabu, 30 Juli 2008

Pemkab Purworejo Komit Program Pelatihan Ketrampilan Bagi Narapidana

Pemkab Purworejo hingga saat ini menyatakan diri tetap komit untuk mengadakan program pelatihan ketrampilan di Lapas. Baik itu di Lapas Anak-anak Kutoarjo maupun Lapas Purworejo. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja lan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purworejo Drs. Pram Prasetyo Ahmad kepada WB belum lama ini. “Setiap tahunnya Pemkab Purworejo melalui Disnakertrans pasti menganggarkan dana di APBD II khusus untuk pelatihan ketrampilan bagi para narapidana. Ini sudah menjadi komitmen Pemkab Purworejo,” tandas Pram. “Bagaimanapun mereka itu manusia biasa seperti kita, yang tidak bisa luput dari lupa, khilaf dan salah,” imbuhnya.

Pram juga berkata, entah hanya dua paket untuk dua Lapas yang ada di Kabupaten Purworejo, pasti para narapidana itu dapat jatah pelatihan ketrampilan. Semua itu disesuaikan dengan anggaran yang ada. Khusus untuk tahun 2008 ini ada dua paket pelatihan ketrampilan untuk para narapidana. Satu paket diadakan di Lapas Purworejo dan satu paket lagi dilaksanakan di Lapas Anak-anak Kutoarjo. “Sedangkan untuk tahun anggaran 2007 lalu juga ada dua paket untuk pelatihan ketrampilan bagi narapidana,” ujarnya.


Adapun bentuk pelatihannya menurut Pram, diantaranya las, otomotif dan elektronik. Untuk otomotif berupa perbengkelan sepeda motor, dene elektronik berupa mesin pendingin AC dan almari es. Ternyata sambutan dari para peserta pelatihan sangat luar biasa. Sebab pelatihan ketrampilan ini diprogramkan hingga benar-benar terampil, sehingga pelatihannya tidak hanya cap ecek-ecek. Lama program pelatihan biasanya hingga 40 hari.


“Jika jajaran Disnakertrans tidak menguasai materinya, tidak tanggung-tanggung kami akan mendatangkan para ahlinya,” kata Pram. “Selain memberikan pelatihan yang sifatnya kejuruan, di sela-sela pelatihan kita juga mengisi materi motivasi hidup yang lebih baik. Diharapkan setelah bebas dari Lapas mereka bisa hidup mandiri dan memiliki semangat hidup serta percaya diri yang besar, agar mereka tidak minder di masyarakat hanya karena menyandang gelar baru bekas narapidana. Jangan heran keluar dari Lapas ada mantan narapidana yang bisa sukses berwiraswasta, karena mereka telah dibekali suatu keahlian,” tambahnya.


Selain program pelatihan dari Disnakertrans, pihaknya juga sering diajak kerjasama dengan instansi lain untuk mengadakan pelatihan ketrampilan untuk para narapidana di Lapas. Seperti halnya pelatihan otomotif kejuruan sepeda motor yang diadakan di Lapas Anak Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah belum lama ini. Pelatihan tadi merupakan hasil kerjasama antara Lapas Anak Kutoarjo, Direktorat PLSB Departemen Pendidikan Nasional dan Disnakertrans melalui BLKIP Kabupaten Purworejo. Pelatihan itu diikuti oleh 20 narapidana anak yang sedang terkena beberapa kasus di sana.


Lepas dari semua itu secara umum program utama Disnakertrans Purworejo di tahun 2008 ini, adalah sebagai tindak lanjut pasca pelatihan, evaluasi dan meneruskan pelatihan institusional dan non institusional. Yaitu sebuah program untuk meneruskan hasil dari pelatihan-pelatihan di tahun sebelumnya. Sehingga tidak ada kesan Disnakertrans melarikan diri, akan tetapi Disnakertrans tetap ikut bertanggungjawab pasca pelatihan, mereka tetap akan dibina terus hingga mampu berdiri sendiri. Entah itu berupa motivasi kerja, manajemen hingga menemukan dengan pemilik modal.


Dalam bidang permodalan Pram menegaskan, bahwa pihaknya hanya sampai menemukan antara mantan peserta pelatihan dengan instansi perbankan yang memiliki uang. Selama ini pihak perbankan yang mau diajak kerjasama baru BRI melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sebab dinilai lebih menguntungkan bagi pengusaha, sebab bunganya rendah dan tanpa anggunan. Namun pinjaman tadi hanya di bawah kisaran Rp 5 juta. Sementara itu dari data yang ada di Disnakertrans Purworejo jumlah program pelatihan tahun 2008 secara kuantitas menurun drastic, jika dibandingkan dengan jumlah program pelatihan di tahun 2007 lalu. Di tahun 2008 hanya ada 23 paket, sedangkan di tahun 2007 lalu mencapai 50 paket. Hal tersebut dapat terjadi, karena memang adanya pengurangan anggaran, baik dari pusat maupun daerah. (Jhon)

Tidak ada komentar: