Anak yang lahir dari pasangan Karsimin (47) dan Ponidah (40) ini, menderita sejak umur 27 hari. Dalam usia yang belum genap sebulan itu, Slamet mengalami kejang-kejang sampai tidak bisa tumbuh normal. Sebab badannya lemas, nafasnya susah seperti banyak lendir, tidak bisa berbicara, dan pertumbuhan badannya sangat kurang. Makanan kesehariannya yang bisa ditelan hanya bubur nasi dan minum. Untuk makan dan minum pun harus ekstra hati-hati, karena mudah tersedak.
Beberapa kali Slamet yang tinggal di rumah sederhana di RT 2 RW I Desa Kunirejo Kulon Kecamatan Butuh, diperiksakan di RSUD Purworejo yang kemudian dirujuk ke RS Sarjito Jogja. “Sanjange doktere Sarjito, enten saraf otak ingkang soyo mengecil. Lajeng disaranke supados operasi,” ujar Ponidah yang didampingi Karsimin.
Tapi sampai usia 4 tahun ini, operasi yang disarankan tidak pernah terealisasi, karena terbentur biaya. Bahkan ketika opname di RS Sarjito, Slamet dibawa pulang paksa, meski Rumah Sakit belum megijinkan pulang. “Saking bangete pengin anak kulo mantun, namung betah biaya ingkang mboten sekedik. Kulo tiyang dusun mboten mampu, namung buruh tani penghasilan pas-pasan. Kulo namun pasrah mugi-mugi anak kulo saget mantun, wonten ingkang kerso mbantu mantunke,” harap Ponidah.
Kini Slamet hanya diperiksakan di Puskesmas yang tidak jauh dari rumahnya. Kejang yang diderita Slamet hingga saat ini masih rutin disandangnya. Munculnya kejang juga tidak tentu, kadang dalam sehari semalam bisa 3 sampai 4 kali. Jika kejang itu muncul, dengan segera diminumi obat dari Puskesmas, sehingga bisa sedikit mengurangi kesakitan Slamet. Setiap 15 hari, harus membeli obat yang diminum 3 kali sehari. Kartu JPS yang dimiliki tidak banyak membantu karena sebagian obat harus dibayar sendiri.
Slamet memimpikan tumbuh normal seperti teman sebayanya, bisa bercanda, bermain, dan bersekolah. Meski tidak bisa berbicara tetapi impian itu sangat jelas terlihat ketika ada yang datang menengoknya. Termasuk ketika tim anjangsana Kabupaten Purworejo memberikan bantuan.
Dari matanya Slamet ingin bercanda, dari gerak bibirnya dia ingin berbicara., dan dari gerak tangannya yang lemah dia ingin melakukan sesuatu. Tetapi semua itu belum pernah bisa terwujud karena ketiadaan dana. (Sus)
3 komentar:
ikut prihatin mudah2an ada yang bisa bantu
ijin repost di blogger purworejo
salam kenal buat mas eko
dr eko juga: http://ekojuli.wordpress.com/
mas wartawan, minta ijin tak poskan ulang di blogger purworejo
mas eko, saya sudahposkan di blogger purworejo dan ada beberapa tanggapan positif dari rekan-rekan blogger untuk memberi bantuan kepada yang bersangkutan.
mohon dicarikan jalan... bagaimana kami-kami bisa menyalurkan bantuannya.
terimakasih..
tanggapan mohon di tujukan ke eko_juli@telkom.net
atau dengan memberikan comment di blogger purworejo,
ini linknya
http://bloggerpurworejo.com/2009/04/slamet-tergolek-tak-berdaya-butuh-bantuan/#comments
Posting Komentar